Minggu, 03 Maret 2019

ABG Labil

Haruskah aku mencari tahu tentang dirimu? Salahkah jika kulakukan itu? Mencari tahu tentangmu? Tapi untuk apa? Hati ini berkata, sekedar ingin mengetahuimu..  Lalu,  bagaimana seharusnya ku bersikap? Aku perlu penjelasan yang dapat menjawab semua pertanyaanku.  Ya, kini ku sedang membutuhkan saran. Tentang perasaan, begitu mudahnya hati ini luluh..  Baru ku sadari saat ini, mungkin saja aku memang sudah mengerti apa yang sedang terjadi namun ku menolak. Apakah kamu tahu? Iya, aku ini wanita. Wanita itu sangat mudah merasakan apa yang tengah terjadi pada perasaannya. Disisi lain aku sedang menunggu, ntahlah siapa yang ku tunggu. Kamu tahu? Sebenarnya aku tidak suka menunggu, maka dari itu aku mengelak, aku mencari aktivitas lain, aku akan melalukan apa yang ku sukai hingga aku melupakan aktivitas menungguku itu. Salah satu hal yang sering ku lakukan adalah berangkat ke kampus, ku rasa aku tidak pernah datang ke kelas setengah jam sebelum dimulainya pelajaran.  Yup. Begitulah diriku, aku habiskan waktuku untuk hal lain.
Kamu tau? Ku ceritakan dirimu pada sahabatku, jika akhir2 ini aku mengenalmu, dan mengetahui tentangmu. Itupun kamu yang bercerita padaku. Aku ini wanita, ntah cantik atau tidak, aku tetap wanita. Apakah kamu mengerti maksudku? Mahkota wanita itu rasa malunya.  Ya, mungkin kini aku sedang malu. Tetapi terkadang aku tak sadar jika rasa maluku bisa naik turun. Imanku belum kuat, aku masih harus banyak belajar. Kamu pasti lebih paham tentang ini.
Jika ku mencari tahu lebih tentangmu, apa itu baik untukku? Tentang perasaan, perasaan apa ini? Ah mungkin ini yg dinamakan bisikan-bisikan tersembunyi.. Agar aku terjerumus ke tempat yang lebih dalam? Aku sudah terjerumus,  namun aku tidak ingin melanjutkan ke tempat yang lebih dalam lagi. Sudah cukup aku mengenalnya, aku masih harus belajar dan berbakti kepada orang tua, menbantu keluarga itu sudah menjadi tugasku. Seharusnya aku fokus terhadap 3 poin itu. Maaf jika aku begini ataupun begitu, ya memang aku seperti ini. Terkadang aku juga tidak memperdulikan apa yang sedang terjadi, dan tidak melihat dari sudut dirimu bahkan perasaanmu.. Mungkin kamu menginginkan hal yang lain terhadap diriku, namun ku tak pernah melakukannya. Ya,  sudah seharusnya seperti itu. Ku pikir itu lebih baik. Karna sebenarnya itu hanyalah hawa nafsu dan bisikan-bisikan tersembunyi. Apakah kamu memahami maksudku? Anggap saja kamu memahami perkataanku, sampai jumpa teman.

Meteora, june 30th, 2018
By.  Novita Dwi Puspita.

Belum bisa serius

Pergi berdua denganmu itu sama saja seperti aku sedang menunjukkan lemahnya imanku, i realize about it.. Kini aku tak ingin mengulanginya kembali.. Memang sejak SMA aku sering pergi berdua dengan teman pria, kurasa ku tak masalah.. Karena aku memang hanya menganggap mereka hanya teman biasa dan begutupun sebaliknya, jadi aku merasa enjoy dalam berteman dengan siapapun..
Sekarang aku sudah kuliah dan temanku juga semakin banyak, tapi semenjak aku masuk organisasi keislaman gitu alias kammi, aku bisa melihat kondisi antara perempuan dan laki-laki, mereka sangat terjaga.. Aku pikir aku tak pantas berada di organisasi itu, aku belum bisa seperti mereka.. Aku berteman dengan yang teman laki2 di kelas maupun di luar kelas, terkadang masih susah dalam menjaga jarak, ntahlah itu sulit.. Tetapi aku kagum dengan mereka yang senantiasa menjaga jarak dengan teman bukan mahramnya.. Walaupun aku belum bisa seperti mereka..
Kemudian ketika aku diajak pergi berdua ntahlah kemana, yang jelas hanya sekedar jalan-jalan dan mengobrol kurasa fine2 saja, no problem.. I think i often do that.. Ternyata pandangan orang berbeda dengan yang ku pikirkan, awalnya aku biasa saja karena ada yang peduli dengan sikapku tentang hal itu.. Tetapi, setelah sekian lama peringatan itu datang padaku aku baru tersadar akhir-akhir ini.. Bahwa ya itu tidak boleh, tetapi aku masih menolak ahh ini sulit sekali..
Hingga akhirnya seorang teman (pria)ku mengajakku bersepeda dan berbincang2 seperti biasanya, dan bahkan makan bersama ya tak masalah bagiku just play together.. Then, he asked me to marry, omg.. I not believe before, this's make me feel like ouwww.. I cannot describe about my feeling.. How should i behave?
So that nowadays, kita memang berteman tetapi kau mengajakku menikah? Aku jadi canggung berteman lagi denganmu, bahkan berbicara via mobile phone juga aku mulai canggung.. Ntahlah.. Aku jadi tidak bisa seperti biasanya..

Ridho Borneo Camp, July 29th, 2018.
Novita Dwi Puspita.

Surat untukmu

Dear my future husband,
What are you doing right now? I want to explain you about my feeling. Here, in too deep of my heart I am thinking about our future. Have you ready come to my home? I am still waiting for you. Doing something that makes us to be better person. Do not too much waste our time. I believe that you are having a big planning to prepare it. As long you effort, do not forget to your health.
Hi my future husband,
Do you know what I usually do? Every the third of the night, I get up to meet Allah. Actually, I ask Allah to be met with the man who always keep his views and meek to his parents. I do love the man who keep his self, I think that he can keep his self and his family I believe he also can keep myself. Can you become like my imagination? Hehe.. I am shy, therefore I want a man who is “shaleh” but I am still not yet a sholihah woman completely. Here, I am also improving myself, hoping you who will accompany me to Jannah together with our little family.
Memorizing Qur’an, then we can read Qur’an together, and listen to murottal with our little family soon. Simple and makes all activities only to Allah. Just it, which I can write this moment. However, I am still too much my expectation.
Dear my future husband,
Where are you now? Who are you? I am not a bit think of who you are, who will be a companion my life. I begin to wonder on myself. Are you? or Is he? I do not even know, never mind. I do believe that Allah will give, the man who always improve his self, he will give the woman who always improve herself too. We must too much learn about anything that we do not know, we will never know how our future will be better or not. Little do I learn about married, so that I will not shock in the future.
If we have been met, I will be more shy to read this it. But, I am sure definitely you will be own smiles when you are reading this love letter. See you, my future husband. I wait in the third night you.
With the love.
Your future wife.

Muslimah itu Bersih

Bersihkan Dirimu,  Muslimah
Kau itu indah, akan lebih indah tutuplah auratmu,
Kau itu cantik, akan lebih cantik perbaikilah akhlakmu,
Kau itu menawan, akan lebih menawan jagalah kebersihanmu,

Terkadang, aku malu melihat kaum hawa saat ini
Terlalu sibuk dengan menjaga image-nya, hingga lupa kewajibannya
Saudariku berakhlak itu penting, memenuhi kewajiban juga penting
Seimbangkanlah keduanya, karena itu termasuk kepribadianmu

Kemudian disisi lain, ku mendengar bisikan-bisikan orang lain
"oh ternyata muslimah begini, dibalik jubah dan jilbab besarnya jorok sekali"
Apakah ini yang disebut sebagai muslimah? Miris sekali ku mendengarnya,
akan adanya stereotipe baru yang menghiasi muslimah

Wahai kaum muslimah...
Akhlakmu adalah pancaran sinarmu, mahkotamu, bahkan kepribadianmu
Peliharalah dirimu, kau boleh berdakwah kemanapun dan kapanpun kau mau
Tapi ingatlah dengan dirimu, kau itu wanita jagalah kebersihanmu
Terkadang sibuk dengan bardakwah hingga lupa membersihkan diri

Jaga akhlakmu wahai kaum hawa
Islam mengajarkan keindahan, kebersihan, bahkan pola hidup
Mengapa tidak kau petik ajaran Islam ini?
Bukankah Islam sangat indah dan menyenangkan?




Cikande

“Cikande”
Oleh Novita Dwi Puspita,
Puisi ini kupersembahkan untukmu, Mama.
Tempat ini sepi, tak seperti sedia kala
Yang tersisa hanya  rumah tua sejuta cerita
Tidak ada lagi cerita tentang kita
Kau pergi begitu saja tanpa bertegur sapa
Satu persatu pergi meninggalkanku
Aku kesepian, Mama...
Ketika aku sakit kau yang sangat mengkhawatirkanku
Ketika aku menagis kau yang pertama menghiburku
Ketika aku terjatuh kau menjadi penyemangatku
Ketika aku nakal kau pula yang menasehatiku
Ingin ku kembali pulang, menata kembali kisahku, tetapi nihil...
Mama, mengapa kau pergi secepat itu?
Kau belum melihatku bahwa aku bisa membanggakanmu
Maafkan aku, mama...
Kini hanya untaian doa yang dapat kusampaikan untukmu
Tak kuasa air mata ini membasahi pipiku
Walau kini aku tak lagi bisa berjumpa denganmu
Kau tetap di dalam lubuk hatiku yang terdalam, mama...
Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisimu
Kau segalanya, bahkan tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata

Sabtu, 02 Maret 2019

Perhiasan Dunia

Perhiasan Dunia
Oleh:
Novita Dwi Puspita, Mahasiswi Jurusan Sastra Inggris, IAIN Surakarta.

Pagi berseri menyapaku di serambi Masjid
Daun ini terjatuh tepat didepanku, seakan-akan sedang mengajakku berbicara
Ia menunjukkan kepadaku, lihatlah para muslimah di ujung sana
Terlihat indah dan menawan, lelaki mana yang tak akan terpikat?

Ah.. Ini adalah teguran keras bagiku, bagi kami seorang Muslimah
Hai kaum hawa, sesungguhnya seorang Muslimah itu bagaikan perhiasan cantik
Yang mana jika seseorang ingin memilikimu, tidak mudah begitu saja untuk didapatkan
Kau tahu Surga-Nya begitu luas, tidakkah kau ingin berada di dalamnya?

Kau itu indah saudariku, akan lebih indah tutuplah auratmu,
Kau itu cantik saudariku, akan lebih cantik perbaikilah akhlakmu,
Kau itu menawan saudariku, akan lebih menawan jagalah kebersihanmu,
Aku memang tak sempurna, tetapi kita satu jiwa, Ukh...

Persaudara seagama inilah yang mengikat kami.
Mari saling merangkul dan melangkahka kaki bersama,
Jika tak dimulai dari diri sendiri, lalu siapa lagi?
Sebelum waktu berlalu begitu saja


Mencari Ketenangan

Mencari Ketenangan
Oleh: Novita Dwi Puspita

Dengarlah lantunan ayat-ayat suci itu, nan menenangkan..
Tak ada kata yang lebih indah yang terucap, melainkan ayat-ayat-Mu
Ruangan nan sunyi, kini aku hanya duduk terpaku diatas karpet hijau
Menikmati alunan ayat suci Al-Qur’an, begitu menenangkan..
Tak terasa lantunan ini membuatku hingga terlelap mendengarnya,
Maha Suci Allah dengan segala firman-Nya..

Hidup ini terlalu singkat untuk bercengkrama
Tak ada waktu untuk itu, waktu ini begitu berharga
Jika habis dengan hal yang sia-sia, sangat disayangkan sekali
Ingin ku ceritakan pada teman-temanku tentang ini
Ah sudahlah, jika ku bercerita ku tau aku akan sulit untuk menghentikannya
Karena aku senang sekali berbagi ceritaku..

Waktu terus berputar, semua ini atas kehendak-Nya
Sendiri, sunyi, bernostalgia, berfikir tentang kuasa-Nya
Indah, bagaimana kehidupan setelah ini? Ku tak tau itu
Aku pergi dulu...